Malam itu aku mendengarkan acara kajian di sebuah radio di kota Malang. Sebuah acara tentang motivasi. Saat itu aku terlambat, hanya sempat di bagian akhir, ketika pemutaran kaset yang berisi jerit dari alam kubur. Setelah itu ada sesi tanya jawab, di bagian akhir beliau berkata, “Siapa saja yang ingin memiliki kaset ini, bisa menghubungi kami,” Dari sini ada keinginan untuk bertemu dengan beliau. Tapi bagaimana caranya? Kucatat nomor telpon yang disebutkan oleh penyiar, sayang saat itu aku tidak tahu namanya.
Di kampus aku masih memikirkan hal ini, bagaimana caranya aku bertemu dengan beliau. Apa aku langsung datang ke radio itu ya? Tapi acaranya malam.
Pikiranku terhenti ketika ada tawaran untuk mengikuti acara dirasah ramadhan yang diadakan SKI MIC FMIPA UM. Aku langsung menyanggupinya tanpa tahu siapa saja yang mengisi materi. Padahal saat itu ada kuliah. Hehehe
Aku dengan beberapa teman melarikan diri dari perkuliahan. Nggak tahu mengapa aku kepingin banget ikut acara ini.
Dan betul! Nggak ada penyesalan ketika tidak mengikuti kuliah, malah yang terjadi mungkin aku menyesal jika tidak ikut acara ini. (hehehe coz biasanya kalau puasa jam kuliahnya dikurangi)
Acaranya Subhanallah banget, ada tiga pemateri, pertama Ustadz Abdullah Hadromi, yang biasanya mengisi di masjid As-Salam (Aku mencintaimu karna Allah ustadz), kedua Ustadz Askan Setiabudi dari anggota TIPS Indonesia, dan yang ketiga ustadz M Toufur.
Hal yang mengejutkan adalah ketika mendengarkan ceramah dari Ustadz Askan. Saat itu laptop pak Askan tidak connect dengan perangkat di lapangan. Padahal beliau membawa berbagai film menarik.
Jadi beliau mengisi tanpa harus ada pemutaran film, sayang sekali. “Sebenarnya saya membawa film aborsi dan rekaman tentang jerit dari alam kubur, tapi sayang tidak bisa,”
Jerit dari alam kubur? Ingatanku menerawang pada seseorang yang mengisi di Kosmonita. Dan setelah kutanyakan ternyata beliau adalah yang mengisi acara itu! Allah begitu cepat Engkau mengabulkan doaku.
Di akhir acara kuberanikan diri untuk bertanya, “Pak, sayang ya tidak bisa dilihat,” beliau tersenyum.
“Pak bagaimana kalau cdnya saya beli?” waduh berani banget aku saat itu, langsung to the point. Soalnya beliau kelihatannya tergesa-gesa.
“Sebenarnya tidak apa-apa kalau mbak mau beli ini, tapi saat ini saya tidak bawa copiannya. Dan nanti malam harus mengisi di SMA.” Beliau menjelaskan. Aku murung beberapa saat.
“Mbak kos dimana?”mungkin beliau tahu perasaanku saat itu.
“Jalan Bogor pak,”jawabku.
“Ooo jalan Bogor, saya nanti malam ngisi di MAN III di jalan Bandung, dekatkan? Nanti malam sekitar jam sembilan mbak datang aja kesana, nanti saya berikan copiannya.
“Benar pak? Tapi saya tidak kenal dengan mereka?”hatiku ragu
“Bilang saja mbak anggota dari kami,” katanya sebelum berpisah.
Subhanallah saat itu dadaku bergetar, mulut terus bertasbih pada Allah.
Sesampai di kos aku menceritakan hal ini pada teman-teman dan berusaha meminta mereka untuk menemaniku pergi ke MAN III. Tapi sayang mereka tidak mau hiks. Bagaimana ini, kuputar otakku. Akhirnya aku mengajak penduduk kos rumah depan. Dan ternyata sebagian besar dari mereka ikut. Allah terima kasih. Dengan begini pasti bapak kos memberi izin.
Hari itu aku tidak sholat, jadi menunggui mereka keluar dari masjid. Di depan masjid tiba-tiba ada pengendara sepeda motor yang berhenti dan memanggilku.
“Mbak sini!” katanya.
Aku diam saja, tak kugubris ajakannya. Tapi kok berkali-kali. Akhirnya kuteliti siapa sebenarnya dia, eh ternyata aku nggak kenal kok. Ya udah mungkin orang iseng. Langsung aku ganti posisi membelakangi jalan raya. Untung tadi nggak kuturuto ajakannya. Beberapa saat kemudian dia ngacir. Hehehe. Dikira aku cewek apaan?
Beberapa menit kemudian terlihat para jamaah keluar masjid. Terlihat mereka menghampiriku.
“Bagaimana siap?”tanyaku.
“Yup, tapi sebentar nunggu ibu kos. Beliau ikut,” katanya.
What ibu kosnya ikut…nggak salah?
“Sekarang dimana?”
“Mungkin masih di perjalanan, beliaukan guru di sana,” glodak…ternyata…
Aku manggut-manggut dan ikut menunggu. Hingga nampak barisan dari sebrang jalan menuju ke arah kami. Kami berjalan bersama-sama menuju MAN III.
Sesampai di sana, seperti yang kuduga… mereka menanyakan siapa dan darimana aku? Dan seperti yang dipesankan pak Askan, kukatakan aku dari anggota TIPS Indonesia. Dan apa yang terjadi…mereka menyambutku seperti tamu kehormatan. Mereka memberiku jamuan kue, buah dan minuman dan mempersilahkan aku duduk di ruang guru.
Waduh jadi nggak enak. Dalam hati aku tertawa atas kelucuan ini dan bersyukur pada Allah karena bisa merasakan kue itu. Hehehe…
Beberapa saat kemudian terlihat rombongan pak Askan memasuki ruangan. Sayang kami belum sempat bertemu jadi aku harus menunggu sampai acaranya selesai.
Acara ini membahas tentang aborsi dan pergaulan bebas. Yang unik adalah, acara ini diikuti oleh siswa laki-laki. Jadi di sana aku duduk bagian belakang, soalnya sebagian besar laki-laki,
Banyak ilmu yang kudapat mengikuti acara ini, aku jadi tahu bagaimana proses aborsi itu sebenarnya.
Di tengah-tengah acara, tiba-tiba ada perempuan berjilbab mendekatiku. Ya Allah, dia adalah murid ibuku ketika di SMP! Nggak nyangka kami bisa bertemu disini. Ternyata dia meneruskan di MAN. Dia adalah salah satu murid ibu yang dekat denganku.
Allah, kembali aku berucap syukur pada-Mu. Semua sudah Kau rencanakan.
Namun…
“Waduh kok belum selesai-selesai? Sudah hampir jam sebelas malam,” hatiku tidak enak. Bagaimana dengan bapak dan ibu kos nanti. Tidur dimana aku kalau sampai pintu kos di kunci. Tadi cuma izin sampai sekitar jam sepuluh.
Akhirnya acara selesai di sekitar pukul sebelas malam. Pada akhir acara ada sesi salam-salaman. Hiks kok lama banget…kapan ngambil kasetnya.
Dengan sedikit keberanian aku minta tolong pada salah satu siswa untuk memanggil pak Askan. Namun yang datang bukan beliau, tapi temannya. Jadi aku harus menjelaskan semuanya dulu sampai beliau mengerti dan menyerahkan kaset yang kumaksud. Tentunya dengan seizin pak Askan. Alhamdulillah.
Sekarang ganti masalah kos-kosan, tidur dimana aku, kalau pintunya terkunci. Kulihat jam, sekitar setengah dua belas. Jalanan sudah sepi.
“Kamu tidur di kosku saja, kalau pintunya terkunci.” Kata mbak Iin.
“Iya nanti ta’ bilangin ibu kos,” ujar salah satu temannya.
“Nggak papa?” tanyaku.
“Iya nggak apaapa,” jawabnya.
“Ok deh makasih ya. Jadi ngrepotin,”
Mendekati kos, ku misscall teman-teman. Allah ternyata sebagian dari mereka belum tidur.
“Wei, tunggu Zie ta’ bukain,” kata Fika dari atas.
Allah makasih. Engkau yang mengatur semuanya.
''Tiga doa yang tidak ditolak; orang berpuasa hingga berbuka puasa, pemimpin yang adil dan doanya orang teraniaya. Allah mengangkat doanya ke awan dan membukakan pintu2 langit. 'Demi kebesaranKu, engkau pasti Aku tolong meski tidak sekarang.'' (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Subhanallah benar-benar tlah kubuktikan…
Tak hanya sekali dua kali, Tapi berkali-kali!!!
22 Oktober 2005
Sumber: http://tentangaku.multiply.com